Tuesday, November 18, 2014

abu yusuf yacub ibnu ishak al-kindi

 
Sejarah Para Ulama: Al-Kindi
Bagi kalangan mahasiswa IAIN jurusan filsafat Islam, tentu sudah sangat akrab dengan nama Al-Kindi, sebab orang yang dimaksud beserta karya-karya filsafatnya menjadi salah satu sumber rujukan dan kajian dalam mempelajari tentang filsafat Islam, khususnya di dunia Islam Timur.




Biografi Singkat Al-Kindi
Siapa sebenarnya Al-Kindi? Tidak lain adalah seorang ulama filsuf (filosof) muslim pertama keturunan arab yang memiliki nama lengkap: Abu Yusuf Yakub ibn Ishaq ibn al-Sahabbah ibn Imran ibn Muhammad ibn al-Asy`as ibn Qais ibn al-Kindi. Lebih populer di kampus-kampus dan seminar-seminar filsafat dengan sebutan al-Kindi, dinisbatkan kepada Kindah yaitu suatu kabilah terkemuka pra Islam yang merupakan cabang dari Bani Kahlan yang menetap di Yaman.
Tidak ada kepastian tentang tanggal kelahiran, kematian dan siapa-siapa saja ulama yang pernah menjadi guru Al-Kindi. kecuali kepastian bahwa ia dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H atau 801 M dari pasangan keluarga kaya dan terhormat. Kakek buyutnya, al-Asy`as ibn Qais adalah salah seorang sahabat nabi yang gugur bersama Sa`ad ibn Abi Waqqas dalam perang jihad antara Kaum Muslimin dengan pasukan Persia di Irak. Sedangkan ayahnya Ishaq ib al-Shabbah adalah seorang gubernur di Kufah pada masa pemerintahan Al-Mahdi (775-785 M) dan Al-Rasyid (786-809 M). Ayahnya wafat ketika al-Kindi masih kanak-kanak, namun ia tetap mendapatkan kesempatan menuntut ilmu dengan baik di Bashroh dan Baghdad serta dapat bergaul dengan para pemikir Islam terkenal masa itu.
Menurut Yakut al-Himawi, al-Kindi wafat setelah berusia 80 tahun atau lebih sedikit. Berdasarkan penelitian dari Mustahfa Abd al-Raziq (mantan rektor Al-Azhar) dalam bukunya: Failasuf Arab wa al-Muallim Tsani, al-Kindi wafat sekitar tahun 252 H/866 M.
Setting Social-History
Diperkirakan Al-Kindi hidup semasa dengan pemerintahan Daulah Abbasiyah saat dipimpin oleh Al-Amin, 809-813 M; Al-Ma`mun, 813-833 M; Al-Mu`tashim, 833-842 M; Al-Watsiq, 842-847 M; dan Al-Mutawakkil, 847-861 M. Pada saat itu, Dinasti Abbasiyah sedang mengalami masa-masa kejayaan dan perkembangan dalam dunia intelektual khususnya faham mu`tazilah.
Selain sebagai filsuf, al-Kindi juga dikenal sebagai penerjemah mahir. Menurut Ibn Juljul dalam bukunya Thabaqat al-Thibba (golongan dokter), menyebutkan bahwa dalam Islam ada 5 orang penerjemah mahir dan salah satunya adalah al-Kindi. 4 orang lainnya yaitu: Hunain ibn Ishaq, Ya`qub ibn Ishaq, Tasbit ibn Qurrah, dan Umar ibn Farkhan al_thabari.
Sehubungan dengan bidang penerjemahan, pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma`mun, Al-Kindi dikenal sangat berjasa dalam gerakan penerjemahan dan menjadi seorang pelopor yg memperkenalkan tulisan-tulisan Yunani, Suriah, dan India kepada dunia Islam melalui lembaga Bait al-Hikmah. Di lembaga ini pula, al-Kindi pernah menjadi dosen pengajar atas undangan Khalifah Al-Ma`mun sekaligus mengasuh Ahmad, putera Khalifah Al-Mu`tashim.
Bidang Keilmuan Al-Kindi
Berbeda seperti zaman sekarang, di mana seorang ulama hanya menguasai satu cabang keilmuan yg mahir, maka Al-Kindi sama seperti tradisi keilmuan para ahli pada masanya maupun masa-masa sebelum dan sesudahnya, yaitu menguasai lebih dari satu cabang keilmuan mahir khususnya ilmu-ilmu yg sedang berkembang saat itu (di Kufah dan Baghdad).
Di antara cabang keilmuan yg dikuasai al-Kindi dan diakui dunia hingga saat ini antara lain seperti: ilmu kedokteran, aljabar (matematika), ilmu falak, filsafat, semantik dan bahasa, geometri, astronomi (planet), farmakologi, ilmu jiwa, optika, politik, spiritualistik, metafisika, musik, bahkan ia juga dikenal sebagai penulis lagu. Banyak istilah-istilah yang dirubah dan dikembangkan oleh al-Kindi bahkan mendapat perhatian dan masih digunakan oleh kalangan ilmuan saat ini seperti: Jirm (tubuh) dirubah al-Kindi menjadi Jism, al-tamam (akhir) menjadi al-ghayah, thinah (materi) menjadi maddah, al-tawahhum (imaginasi) menjadi al-takhayyul, al-galibiyyah (nafsu birahi) menjadi al-ghadhabiyah, al-quniah (sifat dan sikap) menjadi al-malakah, dan istilah al-jami`ah (sillogisme) menjadi al-qiyas.
Karya-Karya al-Kindi
Al-Kindi dikenal juga sebagai penulis buku yang aktif. Diperkirkan karya buku yang telah ditulisnya tidak kurang dari 270 buah yang membahas berbagai bidang keilmuan dan persoalan umat.
Berikut ini beberapa karya al-Kindi yang terkenal:
  • ☛Kitab Al-Kindi ilaa Al-Mu`tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula (buku ini membahas tentang kajian filsafat pertama)
  • ☛Kitab al-Falsafah al-Dakhilat wa al-Masa`il al-Manthiqiyyah wa al-Muqtashah wa ma Fawqa al-Thabi`iyyah (membahas kajian filsafat dan berbagai masalah yang berhubungan dengan logika, muskil, dan metafisika)
  • ☛Risalah al-Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyyah (membahas berbagai rahasia spiritual dengan bahasa filosofis)
  • ☛Risalah fi Annahu al-Jawahir la Ajsam (mengkaji tentang substansi-substansi tanpa badan)
  • ☛Kitab fi Ibarah al-Jawami` al-Fikriyah (Menganalisa tentang ungkapan-ungkapan mengenai ide-ide komprejensif)

Pandangan Metafisika (Ketuhanan) dan Alam Semesta
Tentang kosmologi, Al-Kindi menyatakan bahwa alam ini dijadikan Tuhan dari tiada menjadi ada (creatio ex nihilio) dan sekaligus mengatur dan mengendalikan serta menjadikan sebagian alam menjadi sebab bagi alam lainnya.
Menurut al-Kindi, di alam semesta ini terdapat benda-benda yg dapat ditangkap oleh panca indera. Benda-benda ini merupakan bagian dari juz`iah (particulars) yang tak terhingga. Setiap benda mempunyai 2 hakekat, hakekat sebagai juz`i (disebut aniah) dan hakekat sebagai kulli (disebut mahiah), yaitu hakekat yang bersifat universal dalam bentuk genus dan spescies. Namun menurut al-Kindi, bukan juz`iah yg tak terhingga banyaknya itu yang penting, melainkan hakekat yang terdapat dalam juz`iyah itu, yang disebut dengan kulliah (universals).
Ketuhanan menurut al-Kindi, Tuhan tidak mempunyai hakekat dalam arti aniah sebab Tuhan tidak tersusun dari materi dan bentuk serta tidak termasuk dalam benda-benda yg ada di alam, bahkan Tuhan adalah sang pencipta alam. Tuhan juga tidak mempunyai hakekat dalam pengertian mahiah sebab Tuhan tidak termasuk dalam species dan genus. Tuhan adalah wujud yg maha sempurna dan tidak didahului oleh wujud lain. Tuhan adalah Unik dan menjadi al-Haq al-Awwal. Wujud Tuhan tidak pernah berakhir, sedangkan wujud lain ada karena ada wujud Tuhan. Tuhan adalah al-Haq al-Wahid yg mahaesa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada zat lain yang menyerupai Tuhan dalam hal apapun. Selain tuhan, akan mengandung arti banyak dan menjadi bagian dari golongan species dan genus. Tuhan tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan.
Tentang Hal Aneh Lainnya
Al-Kindi termasuk ulama yang mempertahankan ajaran adanya kebangkitan jasmani setelah mati. Manusia dibangkitkan tidak hanya ruhnya, tetapi juga jasmaninya (di akherat nanti). Al-Kindi juga mendukung keyakinan tentang terjadinya mu`jizat pada seorang nabi/rasul, keabsahan wahyu Nabi, serta kepastian akan terjadinya hari kiamat (hari dihancurkannya dunia oleh Tuhan)
Sumber Bacaan Lanjutan:
  1. Dr. Nasution, Hasyimsyah, MA, Filsafat Islam, Gaya Media Pratama, hlm 15-23, Jakarta, 1999
  2. Al-Raziq, Mustahfa Abd Failasuf Arab wa al-Muallim Tsani, Al-Babi al-Halabi, hlm 18, Kairo, 1945
  3. Atiyeh, George N, Al-Kindi: The Philopher of The Arabs,  Islamic Research Institute, hlm 1, Rawalpindi, 1966.

No comments:

Post a Comment