Tuesday, October 21, 2014

PANTUN & SYAIR

 pantun :
1.Terdiri dari 4 baris
2.Jumlah kata tiap baris 8-12 suku kata
3.Baris pertama dan kedua disebut sampiran
4.Baris ketiga dan empat disebut isi
5.Bersajak abab

syair : 
1.Terdiri atas 4 larik tiap bait
2.Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
3.Semua baris merupakan isi(dalam syair tidak ada sampiran)
4.Bersajak aaaa
5.Jumlah suku kata tiap baris 8-12 suku kata
5.Isisyair berupa nasihat,petuah,dongeng/cerita
Perbedaannya:
1. Suku kata syair lebih banyak daripada suku kata pantun
2. Sajak pantun selalu silang sedangkan sajak syair selalu sama



PANTUN

Arti Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “petuntun”. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Ciri-Ciri Pantun
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
  • Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Contoh Pantun
Ekor panjang si ikan pari

Jenur satu di atas pohon

Adik menangis sepanjang hari

Minta ibu belikan balon

___________________________________________________

Burung belibis dan burung balam

Berkicau merdu di hutan rimba

Adik menangis sepanjang malam

Inginkan sepeda beroda lima

 
 

SYAIR


Arti Syair


Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi’ir atau Syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata Syu’ur berkembang menjadi Syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain:
Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair antara lain :


1.  Setiap bait terdiri dari empat baris.

2.  Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

3.  Bersajak a-a-a-a.

4.  Semua baris adalah isi.

5.  Bahasanya biasanya kiasan.



Contoh Syair


Syair Abdul Muluk
 
Berhentilah kisah raja Hindustan,

Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamit syah padaku sultan,

Duduklah baginda bersuka-sukaan.


Abdul Muluk putra baginda,

Besarlah sudah bangsawan muda,

Cantik majelis usulnya syahdam

Tiga belas tahun umurnya ada.


Paras elok amat sempurna,

Petah menjelis bijak laksana,

Memberi hati bimbang gulana,

Kasih kepadanya mulya dan hina






Syair Agama (Syair Kiamat)
 
Bismillah itu permulaan kalam,
Dengan nama Allah Khalikul’alam,
Dipermulai  kitab diperbuat nazam,
Supaya ingat mukmin dan Islam.

Sudah memuji Tuhan yang kaya,
Salawatkan rasul Nabi yang mulia,
Itulah penghulu segala Anbia,
Sekalian Islam jin dan manusia.
Barang yang maksiat beroleh bala,
Kerana murka Allah Taala,
Di dalam neraka ia tersula,
Badannya hancur tiada terkala.
Dijadikan dunia oleh Tuhanmu,
Bukan di sini akan tempatmu,
Sekadar ibadah dengan ilmu,
Serta amalkan dengan yakinmu.
Barang bercinta akannya mati,
Tidaklah lupa berbuat bakti,
Siang dan malam diamat-amati,
Seumur hidup tidak berhenti.
Harta itu cari olehmu,
Sambil dengan menuntut ilmu,
Serta amalkan dengan baktimu,
Supaya jangan jadi selemu.

No comments:

Post a Comment