Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Gejala dan komplikasi
Gejala-gejala
utama AIDS.
Berbagai
gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi
dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem
kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum
didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar
menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan
kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya
penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,
berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar,
kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik
tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan
terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
Penyakit paru-paru utama
Foto
sinar-X pneumonia pada paru-paru, disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.
Pneumonia pneumocystis
(PCP). jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang
yang terinfeksi HIV.
Penyebab
penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya diagnosis,
perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di
negara-negara Barat, penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di
negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS
pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul
kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per
µL.
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara
infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang
yang sehat (imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan
mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV,
serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun, resistensi TBC terhadap
berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.
Meskipun
munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena
digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya,
namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV
paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel
per µL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV,
ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya
(tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak
spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang
menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati,
kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan sistem syaraf pusat.[12] Dengan demikian, gejala yang muncul mungkin lebih
berkaitan dengan tempat munculnya penyakit ekstrapulmoner.
Penyakit saluran pencernaan utama
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada
individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka.
Diare
kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena
berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak
umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex,
dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan
penyebab kolitis).
Pada
beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang
digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer)
dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare
(misalnya pada Clostridium difficile).
Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk
terjadinya perubahan cara saluran pencernaan
menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem
pembuangan yang berhubungan dengan HIV.
Penyakit syaraf dan kejiwaan utama
Infeksi
HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada syaraf
(neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas
sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari
penyakit itu sendiri.
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-satu, yang disebut Toxoplasma gondii.
Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan radang otak akut
(toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat
menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada mata
dan paru-paru. Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang)
oleh jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat
menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah.
Pasien juga mungkin mengalami sawan dan kebingungan, yang jika tidak
ditangani dapat mematikan.
Leukoensefalopati
multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu
penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf (akson),
sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC, yang 70% populasinya terdapat di tubuh manusia dalam
kondisi laten, dan menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat
lemah, sebagaimana yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit ini berkembang cepat
(progresif) dan menyebar (multilokal), sehingga biasanya menyebabkan kematian
dalam waktu sebulan setelah diagnosis.
Kompleks
demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental (demensia) yang terjadi karena menurunnya metabolisme sel otak
(ensefalopati metabolik) yang disebabkan oleh infeksi
HIV; dan didorong pula oleh terjadinya pengaktifan imun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami infeksi
HIV, sehingga mengeluarkan neurotoksin. Kerusakan syaraf yang
spesifik, tampak dalam bentuk ketidaknormalan kognitif, perilaku, dan motorik,
yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan
dengan keadaan rendahnya jumlah sel T CD4+ dan tingginya muatan
virus pada plasma darah. Angka kemunculannya (prevalensi) di negara-negara
Barat adalah sekitar 10-20%. namun di India
hanya terjadi pada 1-2% pengidap infeksi HIV. Perbedaan ini mungkin terjadi
karena adanya perbedaan subtipe HIV di India.
Kanker dan tumor ganas (malignan)
Sarkoma
Kaposi
Pasien
dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap
terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik; yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV),
virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).
Sarkoma
Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV.
Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981
adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh
virus dari subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8
yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering
muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ
lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Kanker
getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B)
adalah kanker yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah
bening, misalnya seperti limfoma Burkitt (Burkitt's
lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse
large B-cell lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat
primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker
ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang
buruk. Pada beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini
sebagian besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau
virus herpes Sarkoma Kaposi.
Kanker leher rahim pada
wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma manusia.
Pasien
yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum),
dan kanker anus. Namun, banyak
tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus besar (colon), yang tidak meningkat
kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-tempat dilakukannya terapi
antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam menangani AIDS,
kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada
saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada
pasien yang terinfeksi HIV.
Infeksi oportunistik lainnya
Pasien
AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik,
terutama demam ringan dan kehilangan berat badan.
Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare
dan virus sitomegalo. Virus sitomegalo dapat
menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti yang dijelaskan
di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retinitis sitomegalovirus),
yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Penicillium marneffei,
atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi
oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.
Posted
by Penyakit Hiv Aids
Terdapat
2 jenis virus penyebab AIDS,V yaitu HIV-1, HIV-2, HIV yang banyak ditemukan di
daerah Barat, Eropa, Afriaka Tengah, Selatan, dan Timur. Sedangkan HIV-2 banyak
di temukan di Afrika Barat.
PENYEBARAN
DALAM TUBUH
Supaya
terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih
yang disebut . Materi genetik virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinteksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel
serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus
menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4,
yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya,
disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi
mengaktifkan dan menagatur sel-sel lain pada sistem kekebalan.(misalnya
limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik), yang kesemuanya membantu
menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.
Infeksi
HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga teradi kelemahan sistem
tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan kanker.
Seseorang
yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama
beberpa bulan atau tahun.
1.
Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel menurun sebanyak
40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain
karena banyak partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh
berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.
2.
Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai kadar
yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan
penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang
tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter mendapati
orang-orang yang berisiko tinggi menderita AIDS.
3.
1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun
drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi
rentan terhadap infeksi.
Infeksi
HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit B adalah
limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi
antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV dan infeksi lain
ini banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada
saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan
berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan sasaran
baru yang harus diserang.
Penularan HIV Pada
Manusia
Penularan
HIV terjadi melalui kontak dengan cairan mengandung sel terinfeksi atau
partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah darah,
semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam
konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan
air ludah.
HIV
ditularkan melalui cara-cara berikut:
• Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
• Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
•
Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi. Hal ini sering terjadi pada saat transfusi
darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang
terkontaminasi virus HIV.
•
Pemindahan virus dari yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses
kelahiran .
•
Melalui ASI
HIV
tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak bersifat
seksual di tempat bekerja, sekolah ataupun dirumah . Belum pernah dilaporkan
kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan
nyamuk.
Cara pencegahan penyakit HIV - AIDS
Tidak
dapat dipungkiri lagi, bahwa Penyakit HIV - AIDS sangatlah berbahaya karena sampai
saat ini belum ditemukan obatnya, bahkan negara yang maju seperti amerika, cina
tidak mampu menemukan obat akan penyakit ini, oleh -karena itu, kita perlu
mencegah penyakit HIV - AIDS sebelum penyakit ini menyerang kita, lalu
bagaimana cara mencegah penyakit HIV - AIDS? inilah cara mencegahnya :
- Cara Pencegahan Penyakit HIV - AIDS
- Tidak mengkonsumsi narkoba. Terutama narkoba suntik. mengapa narkoba suntik? karena pada umumnya kita jika melakukan narkoba suntik hanya memiliki satu jarum suntik, sehingga satu buah jarum suntik dipakai untuk banyakan (massal). Sehingga bisa saja di antara mereka memiliki penyakit HIV - AIDS sehingga tertular deh ke semua nya. Namun apapun jenis narkobanya dapat memberikan pengaruh buruk bagi tubuh kita.
- Selain menggunakan jarum suntik tidak steril bergantian dengan orang lain. Berlaku juga untuk tidak menggunakan alat tindik anting, tato secara bersama dengan orang lain.
- Tidak melakukan hubungan seksual tidak aman dengan pasangan yang telah terinfeksi.
- Dari ibu yang positif dapat menularkan kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat pesalinan atau pun pada masa menyusui. Konsumsi ARV secara teratur oleh ibu hamil yang telah terinfeksi ditemukan dapat mengurangi kemungkinan tertularnya bayi yang ada dalam kandungan. Lalu apakah kalian sudah mengetahui apa arti dari ARV? ARV merupakan singkatan dari antiretroviral adalah suatu obat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, dan agar penderita HIV tetap hidup, dia harus mengkonsumsi obat tersebut seumur hidupnya. Namun tetap saja, obat ini tidak akan menyembuhkan penyakit HIV - AIDS, melainkan meningkatkan daya tahan tubuh saja
- Memastikan transfusi darah dari orang yang tidak terinfeksi. Pada saat ini, PMI telah memeriksa kualitas darah transfusi yang mereka kelola.
- Mengetahui informasi tentang HIV - AIDS dengan benar, caranya simaklah artikel ini hehe :)
lalu
bagaimana dengan perkembangan HIV menjadi penyakit AIDS di dalam tubuh manusia?
inilah tahap perkembangannya
- Tahapan perkembangan HIV menjadi penyakit AIDS dalam tubuh manusia mulai dari awal terinfeksi adalah:
- HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara yaitu hubungan seksual, penggunaan narkoba suntik dan ibu yang HIV positif ke anaknya
- HIV mulai menyerang bagian dari sel darah putih yang disebut T sel. Target utamanya adalah salah satu jenis T sel yang disebug CD4+. T sel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas untuk mengkoordinasikan pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus. Pertama kali masuk, HIV akan mendapat serangan sekuat tenaga dari sistem kekebalan tubuh sehingga banyak dari HIV yang mati. Inilah yang menyebabkan terjadinya " window period" yaitu bila orang tersebut di tes HIV maka hasilnya akan negatif karena HIV belum terdeteksi namun orang ini sudah dapat menularkan HIV.
- HIV akan memperbanyak dirinya dalam organ dan jaringan tubuh yang bertugas untuk memproduksi, menyimpan dan membawa sel darah putih. Pada saat ini, virus HIV belum masuk ke dalam aliran darah. Setelah virus HIV semakin banyak maka HIV dalam jumlah banyak akan memasuki aliran darah.
- Orang dengan HIV+ akan menjadi AIDS bila HIV terus menerus menyerang sistem kekebalan tubuh hingga sistem tersebut rusak. Ketika sistem kekebalan tubuh dirusak, CD4+ juga dirusak dan mati, maka orang akan kekurangan CD4+ yang sehat. Tanpa CD4+, tubuh akan sangat rentan terhadap masuknya infeksi oportunistik, Infeksi oportunistik adalah infeksi yang tidak dapat menyebabkan penyakit pada orang yang sehat, seperti Pneumocystic Carinii Pneumonia (PCP), Diare hebat, dan lain lain.
Obat herbal Dr. imoloa yang hebat adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa apa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun yang dimediasi. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dysthymic, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
ReplyDelete