1. LAHIRNYA NASIONALISME
INDONESIA
pengertian nasionalisme menurut beberapa tokoh di bawah ini:
- Joseph Ernest Renan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu-individu lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki negara.
- Otto Bauer mengatakan bahwa nasionalisme adalah kesatuan perasaan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib, contohnya nasionalisme negaranegara Asia..
- Menurut Hans Kohn nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi yang diberikan individu kepada negara dan bangsa
- Louis Snyder mengemukakan nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah. Sebagai contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang
timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan
berdaulat.
Nasionalisme awalnya berkembang di Eropa. Mengapa di Eropa?
Pada akhir abad 18 di Eropa mulai berlaku suatu paham bahwa setiap bangsa harus
membentuk suatu Negara sendiri dan bahwa Negara itu harus meliputi seluruh
bangsa masingmasing. Kebanyakan bangsa-bangsa itu memiliki faktor-faktor
obyektif tertentu yang membuat mereka berbeda satu sama lain, misalnya
persamaan keturunan, persamaan bahasa dan daerah budaya, kesatuan politik, adat
istiadat dan tradiri atau juga karena persamaan agama. Gerakan nasionalisme dan
cita-cita kebangsaan yang berkembang di eropa pada hakikatnya memiliki sifat
cinta kebangsaan.
Nasionalisme yang berkembang di Eropa kemudian menjalar ke
seluruh dunia. Memasuki awal abad 20 nasionalisme mulai berkembang di
negara-negara Asia dan Afrika termasuk Indoensia. Nasionalisme di Asia dan
Afrika bukan hanya suatu perjuangan kemerdekaan untuk melepaskan diri dari
belenggu penjajahan, tetapi memiliki tujuan yang lebih mendalam, sehingga
nasionalisme itu memiliki beberapa aspek seperti:
1. Aspek politik
Nasionalisme bersifat menumbangkan dominasi
politik imperialisme dan bertujuan menghapus pemerintah kolonial.
2. Aspek Sosial Ekonomi
Nasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan
sosial yang diciptakan oleh pemerintah kolonial dan bertujuan menghentikan
eksploitasi ekonomi.
3. Aspek Budaya
Nasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh
kebudayaan asing yang buruk dan bertujuan menghidupkan
kebudayaan yang mencerminkan harga diri bangsa setara dengan bangsa
lain.
Dengan demikian nasionalisme di Asia dan Afrika adalah suatu
perjuangan untuk menumbangkan kolonialisme dan imprialisme. Bagaimana menurut
Anda?
Empat ciri penting yang berkaitan dengan Nasionalisasi di
Asia dan Afrika yaitu ;
- Ia merupakan sarana untuk menumbuhkan semangat perlawanan terhadap dominasi imperialisme Barat
- Ia menjadi peletak dasar bafi terciptanya perubahan masyarakat Asia terutama dalam cara pandang tentang kedaerahan menjadi cara pandang seluruh bangsa.
- ia ditumbuhkan oleh para pemimpin intelektual yang memperoleh pengaruh positif dari pendidikan Barat seperti pendidikan modern, berpikir kritis, komitmen terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Kaum intelektual menemukan dua aspek yang dapat mereka manfaatkan :
- Konsep human dignity / martabat manusia
- Ideologi / faham dari Barat seperti liberalisme dan demokrasi
4.Ia terus berkembang
karena para pemimpin dan pengikutnya lebih melihat masa
depan dibanding masa lalu.
Yang dimaksud dominasi (asal kata dominant= lebih kuat/kuasa)
politik adalah suatu penguasaan penuh dalam bidang politik, sehingga pemerintah
ada ditangan penjajah. eksploitasi ekonomi adalah pemerasan yang dilakukan
melalui eksploitasi kekayaan alam, monopoli, memeras tenaga kerja penduduk,
sedangkan penetrasi (asal kata to penetrate = menyusup/menerobos) kebudayaan
adalah suatu pemaksaan kepada penduduk pribumi untuk mengikuti kebudayaan
bangsa penjajah. Coba Anda berikan contoh dari tindakan-tindakan tersebut.
Tekanan dan pemaksaan dari pihak penjajah menimbulkan reaksi
berupa penolakan dan perlawanan rakyat untuk mengusir penjajah. Jadi dengan
adanya kolonialisme dan imperialisme menimbulkan reaksi bangkitnya semangat
berkebangsaan. Perasaan senasib sepenanggungan dan menyatukan kehendak dan
tekad untuk lepas dari penjajah merupakan inti dari nasionalisme Indonesia.
Nasionalisme tersebut lahir, tumbuh dan berkembang seirama dengan perjalanan
sejarah, bahwa perlawanan terhadap penjajah mengalami kegagalan. Berbagai upaya
telah dilakukan, namun tidak membuat penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia.
Mengapa demikian?.Disebabkan belum adanya kesadaran pentingnya persatuan dan
kesatuan guna melawan penjajah karena tingkat pendidikan bangsa Indonesia pada
saat itu masih rendah. Akhirnya, secara lambat laun kesadaran itu mulai muncul
dan berkembang. Apa penyebabnya?. Pertanyaan ini akan terjawab setelah membaca
uraian berikut.
Lahir tumbuh dan berkembangnya keragaman ideologi pergerakan
nasional tidak dapat dilepaskan dari kondisi dalam negeri dan keadaan
internasional. Untuk itu ada 2 faktor yang mempengaruhi munculnya Nasionalisme
di Indonesia yaitu apa yang disebut dengan faktor internal dan faktor
eksternal. Untuk lebih memahaminya, silahkan anda simak uraian materi berikut
ini
A. Faktor Internal
1. Perlakuan
diskriminatif dari kolonial dan Imperialis Barat (Belanda) menimbulkan
kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang akhirnya
menimbulkan perasaan senasib. Contohnya tanam paksa, monopoli, diskriminasi
dasb. Untuk mengetahui keaadan tanam paksa cobalah Anda amati foto berikut ini.
Bagaimana pendapat Anda.
2. Adanya
kenangan kejayaan masa lalu.
3. Timbulnya
kaum cerdik pandai akibat adanya politik Ethis Van Derenter.
Golongan
terpelajar itu menyadari akan nasib bangsanya sehingga
terbentuk kepribadian, pola pikir dan etos juang yang tinggi untuk
membebaskan diri dari penjajahan yang disadari tidak hanya dicapai melalui
perjuangan fisik tetapi juga harus melalui kancah politik.
Dan
lahirnya kelompok terpelajar Indonesia tersebut menurut Sartono Kartodiardjo
disebut nomines novi, yaitu orang-orang yang terbentuk karena faktor pendidikan
dan memiliki sikap, pandangan dan orientasi tentang lingkungan masyarakatnya.
Melalui kelompok ini paham demokrasi, nasionalisme, komunisme dan liberalisme
masuk.
4. Lahirnya
kelompok terpelajar Islam. Mereka menjadi agen perubahan / agen pengubah cara
pandang masyarakat, bahwa nasib bangsa Indonesia tidak dapat diperbaiki melalui
belas kasih penjajah seperti melalui politik etis.
Nasib bangsa Indonesia harus ubah oleh bangsa Indonesia sendiri
melalui peningkatan taraf hidup baik dibidang ekonomi, pendidikan, sosial dan
budaya.
5. Kesadaran
Bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang ingin hidup
bebas, merdeka seperti bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut menambah semangat
juang untuk memperoleh kemerdekaan dan menimbulkan adanya semangat persamaan
derajat.
Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah paham? Kalau
anda sudah paham silahkan anda simak uraian materi berikutnya.
B. Faktor Eksternal
1. Munculnya fase kesadaran
pentingnya semangat nasional dan perasaan senasib.
2. Peristiwa PD1 menyadarkan
para terpelajar mengenai penentuan nasib sendiri.
3. Munculnya
dorongan untuk melawan imperialisme barat karena adanya konflik ideologi antara
kapitalisme / imperialisme dengan sosialisme / komunisme
4. Lahirnya
nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia
bahwa imperialisme harus dilawan melalui organisasi modern. Seperti yang pernah
Anda pelajari di modul sebelumnya.
5. Kemenangan
Jepang atas Rusia tahun 1904-1965, telah menyadarkan bangsa Asia khususnya
Indonesia akan kekuatan dan kemempuannya sebagai bangsa Asia yang telah mampu
mengalahkan bangsa Eropa yang selalu menganggap bangsa yang super.
Dengan faktor-faktor tersebut diatas, seperti yang telah
Anda pelajari maka timbullah kesadaran Nasionalisme sebagai bangsa Indonesia
sehingga mempunyai tekad dan kesadaran untuk memperoleh kembali kemerdekaan
Indonesia setelah beberapa ratus tahun dijajah bangsa Eropa.
Demikianlah pembahasan tentang lahirnya nasionalisme
Indonesia, untuk lebih jelasnya pelajarilah bagan berikut ini
2. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN IDEOLOGI SERTA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Nasionalisme
Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah berdirinya Budi
Utomo. Budi Utomo menjadi pelopor berdirinya organisasi-organisasi di
Indonesia. Untuk lebih mengetahui dan memahami perkembangan pergerakan nasional
Indonesia silahkan mengikuti telaah organisasi organisasi berikut ini:
1. Budi Utomo (BU) 20 Mai
1908
Politik
etis awal abad ke-20 membawa dampak munculnya "priyayi jawa baru"
atau priyayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah kunci
kemajuan. Dilatar belakangi situasi ekonomi yang buruk di pulau Jawa karena
eksploitasi penjajah Belanda, menyebabkan banyak anak priyayi rendahan yang
pandai tapi tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak ada biaya.
Sang
priyayi baru, Dr Wahidin Sudirohusodo berusaha mencari dana untuk memberi
bantuan kepada anak-anak yang tidak dapat sekolah. Propagandanya disambut
antara lain oleh salah seorang mahasiswa kedokteran sekolah Dokter Jawa, School
Taf Opleiding Van Indische Arsten (Stovia) yaitu Sutomo.
Tujuan
Budi Utomo adalah melakukan pengajaran bagi orang Jawa dan berusaha untuk
membangkitkan kembali budaya Jawa, Jadi pendidikan barat dipadukan dengan
tradisi dan budaya Jawa. Tentu saja berdirinya Budi Utomo ini menimbulkan
banyak reaksi baik dari orang Belanda maupun kaum priyayi Jawa. Pernah
mendengar istilah kaum priyayi? Priyayi adalah sebutan untuk orangorang Jawa
keturunan bangsawan. Lalu apa saja reaksinya?. Ada yang berpendapat bahwa
kelahiran Budi Utomo merupakan renaissance atau kebangkitan budayan Jawa. Kaum
priyayi menolak kehadiran Budi Utomo, Mengapa demikian? Karena kelahiran dan
cita-cita Budi Utomo dianggap mengganggu kestrabilan kedudukan sosial mereka.
Mereka merasa terancam posisinya oleh gerakan anak muda tersebut.
Untuk
mencegah cita-cita Budi Utomo tersebut mereka mendirikan regent Bond Setia
Mulya di Semarang, tapi ada pula kaum priyayi yang progresif seperti bupati
Karang Anyar yang bernama Tirto Kusumo yang mendukung Budi Utomo. Lalu bagamana
perkembangan Budi Utomo selanjutnya? Walaupun tujuan Budi Utomo masih
samar-samar yaitu kemajuan bagi Hindia, tetapmenarik perhatian masyarakat,
hanya dalam waktu enam bulan jumlah anggota Budi Utomo sudah mencapai ribuan
orang dan cabang-cabangnya tersebar di kota-kota besar pulau Jawa tapi anggota
Budi Utomo terbatas hanya dari suku Jawa dan Madura. Dalam waktu satu tahun
Budi Utomo berhasil menarik 10.000 anggaran yang berasal dari 40 cabang,
seperti Yogyakarta, Madura, Bandung, Surabaya, Jakarta, dll.
Untuk
konsolidasi organisasi pada tanggal 3 - 5 Oktober 1908 Budi Utomo
menyelenggarakan kongres yang pertama di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan
yaitu:
a.Memajukan
pendidikan dan pengajaran
b.
Mempertinggi cita-cita kemanusiaan
c.Menggali
kembali kebudayaan bangsa dan ilmu pengetahuan
Dalam
perkembangan selanjutnya anggoata Budi Utomo kebanyakan terdiri dari kaum
priyayi dan pegawai negeri, apa akibatnya? Tujuan organisasi lebih diarahkan
untuk kepentingan mereka dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Ketua Umum
BU yang juga sebagai bupati lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial
daripada reaksi anggota atau rakyat banyak. Dengan keanggotaan para priyayi
Jawa, maka sulit untuk memobilisasi anggotanya. Lalu bagaimana reaksi golongan muda?
Dengan perkembangan yang demikian akibat terbatasnya jaringan interaksi atau
hubungan organisasi, golongan muda merasa kecewa dan memutuskan keluar dari
Budi Utomo. Gerakan muda yang keluar diantaranya adalah Soetomo, Goenawan
Mangunjusumo dan Cipto Mangunkusumo. Golongan pemuda di luar kultur Jawa
membentuk organisasi pemuda diantaranya Jong Ambon Jong Celebes Jong Minahasa
dan sebagainya. Di kalangan pemuda Jawa berdiri Sedyo Tomo dan Narpo Pendowo.
Sementara itu Budi Utomo memperoleh status badan hukum dari pemerintah kolonial
karena tidak memiliki tujuan politik dan dianggap tidak berbahaya.
Sesuai
pekembangan jaman BU akhirnya juga terjun dalam kegiatan politik, hal ini
terbukti ketika terjadi Perang dunia 1 pada tahun 1915, Budi Utomo turut
memikirkan cara mempertahankan Indonesia dari serangan BU mengusulkan kepada
pemerintah untuk membentuk Indiandsche Militie (Milisi
untuk Bumiputera) untuk mempertahankan Indonesia dari serangan yang dikemukakan
dalam rapat umum di Bandung pada tanggal 5-6 Agustus di Bandung. Menurut BU,
untuk tujuan itu harus dibentuk dewan perwakilan rakyat terlebih dahulu. Atas
usulan BU tersebut maka pada akhir Perang dunia 1 dibentuklah Volksraad. Ketika
dibentuk Volksraad (Dewan Rakyat), wakil-wakil Budi Utomo duduk di dalamnya
dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun-tahun berikutnya usaha untuk memajukan
organisasi ini tidak begitu berhasil karena mulai muncul organisasi-organisasi
baru sebagai saingannya yang harus nasionalis dan lebih progres. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa Budi Utomo merupakan organisasi. Pada tahun 1935
Budi Utomo berfusi atau bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra). Coba
Anda tulis tiga organisasi yang progresif tersebut.
Walaupun
kegiatan Budi Utomo lebih bersifat sosial kultural, tapi kelahiran Budi Utomo
merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal
berdirinya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional Indonesia. Secara
politik dapat dikatakan Budi Utomo kurang begitu pentingnya akan tetapi
pergerakan inilah yang menyebar lebih semangat nasionalisme untuk pertama
kalinya.
Bagaimana?
sudah jelas? Apabila belum paham benar, bacalah sekali lagi. Kalau sudah jelas
dan paham, mari kita lanjutkan pada organisasi berikutnya.
2. SAREKAT ISLAM (SI)
1911
Sebelum
kita membahas organisasi ini, silahkan amati dulu gambar berikut, apa yang Anda
ketahui dari tokoh tersebut?
Organisasi
Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam.
Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirtoadisuryo pada tahun 1909 dengan tujuan
untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang
dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Kemudian
tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi didirikan organisasi dengan nama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para
pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang
Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu
pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan
keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial
menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang
kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak
organisasi SDI ini?
SDI
merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian
rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan
ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya
pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto
namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal
ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi,
tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya
tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh
perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah
anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.
Tujuan
SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan
dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan
perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat,
pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak.
Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI
pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah
pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai
politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami
perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran
Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya
hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.
SI
sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang
yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh
Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische
Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan
menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI
pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang
dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.
Pecahnya
SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada
kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai,
seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih
dari unsur-unsur komunis.
SI
berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927
menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena
tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga
menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan
diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI).
Akibat
keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa
partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI
Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII
dalam perjuangannya.
Akibat
sering terjadi pertentangan akhirnya PSII mengalami kemunduran. Bagaimana?
Sudah paham? Mari kita lanjutkan pada organisasi selanjutnya.
3. INDISCHE PARTIJ (IP)
1912
Partai
ini merupakan partai pertama yang menanamkan rasa kebangsaan dan pribumi Ernest
Eugene Francois (EFE) Douwes Dekker mengambil prakarsa mendirikan partai
politik untuk golongan Indo dan bercita-cita memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk
mendirikan Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi
ini pada mulanya disebut juga Partai Hindia. Tuntutan utamanya adalah
penghapusan kolonialisme yang mengeksploitasi rakyat dan Hindia Belanda.
Indische Partij memiliki semboyan Hindia untuk Hindia, mengerti bukan
maksudnya? Ya, jadi menurut semboyan tersebut adalah Hindia untuk orang Hindia
bukan untuk orang Belanda. Dari tuntutannya kita tahu bahwa pergerakan ini bercorak
organisasi politik. Hindia adalah sebutan untuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda.
Coba
amati gambar berikut, kemudian tunjukkan yang bernama EFE Dowes Dekker, Suwardi
Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo.
Keanggotaan
Indische Partij terbuka untuk semua golongan. Dengan cita-cita mencapai
Indonesia merdeka, Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di
Indonesia. Perkembangan yang sangat cepat dan pernyataan-pernyataannya yang
mengkritik Belanda menyebabkan tokoh-tokoh Indischer Partij mulai diawasi dan
dicurigai oleh Belanda sehingga pemerintah menolak ketika pengurusnya
mengajukan permohonan untuk memperoleh badan hukum. Salah satu pernyataan yang
mengkritik Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als Ik
eens Nederlander Was (Seandainya saya seorang Belanda), tulisan yang dimuat
dalam surat kabar de Express itu berisi kritikan terhadap Belanda ketika
bermaksud mencari dana untuk merayakan peringatan 100 tahun kemerdekaan negeri
Belanda lepas dari penjajahan Perancis tahun 1814. Akibat tulisan itu ketiga
pemimpin Indische Partij ditangkap dan dihukum dan dibuang ke negeri Belanda.
Tahun
1913 IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Douwes Dekker tetap berjuang
dijalur politik, Suwardi Suryaninggrat lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantoro
bergerak di lapangan pendidikan dan Tjipto Mangunkusumo tetap dengan perjuangan
radikalnya.
4. MUHAMMADIYAH - 1912
Muhammadiyah
didirikan pada tanggal 18-11-1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan, seorang muslin yang
berpikiran moderen. Tujuan yang ingin dicapai adalah memajukan pengajaran
moderen berdasarkan Islan yang benar dan memberikan pengertian ilmu agama dan
cara hidup yang benar menurut peraturan agama. Untuk mencapai tujuan tersebut
Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah sebagai pusat pendidikan dan membantu
sekolah-sekolah Islam yang memerlukan bantuan, Dalam bidang sosial,
Muhammadiyah banyak mendirikan rumah sakit, rumah yatim piatu dan meningkatkan
dakwah bagi masyarakat Islam. Muhammadiyah mendapat surat Keputusan badan hukum
dari pemerintah pada tanggal 22 Agustus 1914. Setelah berbadan hukum,
organisasi ini mulai mendapat sambutan kalangan Islam sehingga mulai
berkembang. Muhammadiyah adalah organisasi yang bercorak kooperatif
(bekerjasama) dengan pemerintah Belanda.
Dengan
kegiatan tersebut Muhammadiyah turut mendukung perjuangan memperoleh
kemerdekaan. Peranannya dalam menumbuhkan kesadaran bangsa tentang pentingnya
kemajuan dan kemerdekaan sangat besar. Cobalah Anda amati gambar berikut ini,
berikan pengetahuan Anda tentang K.H. Ahmad Dahlan. Bagaimana menurut
Anda?
Setelah
Anda mengamati gambar diatas, silahkan Anda simak materi berikutnya.
Perjuangan
untuk memperoleh kemerdekaan tidak hanya dilakukan di tanah air, para pelajar
dan mahasiswa Indoensia di Belanda juga mendirikan organisasi.
Selanjutnya
mari kita telaah organisasi yang didirikan oleh pemuda Indonesia di Belanda,
tahukah Anda organisasi apa?
5. PERHIMPUNAN INDONESIA
(PI) 1925
Berdirinya
PI berawal dari didirikannya Indische Vereniging tahun 1908 di Belanda.Organisasi
ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang
ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk
memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan
Indonesia merupakan organisasi sosial. Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya
tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan
yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Iwa Kusumasumantri diangkat
sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
- Indonesia menentukan nasibnya sendiri
- Kemampuan dan kekuatan sendiri
- ersatuan dalam menghadapi Belanda
Tahun
1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dengan
tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis PI di
Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga
Demokrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu
Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia.
demikian pula pendapat-pendapat mereka banyak disampaikan ke tanah air.
Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan
terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda
maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul
Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili.
Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal
adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan
secara keras sampai ke akarnya, mengapa mereka bertindak radikal? Nah, sekarang
coba lihatlah gambar tokoh-tokoh ini, apa pendapat Anda terhadap tindakan
mereka yang radikal?
Karena
status anggota PI sebagai mahasiswa membawa posisi mereka tanpa ikatan sosial
politik tertentu dan tidak memiliki kepentingan untuk mempertahankan kedudukan,
sehingga mereka tidak khawatir dalam bertindak, terang-terangan melawan
pemerintah Bealnda Organisasi ini juga membuat lambang untuk Indonesia
diantaranya merah putih sebagai bendera.
Semenjak
berakhirnya PD I perasaan anti kolonialis dan imperialis di kalangan pimpinan
dan anggota PI semakin menonjol, apalagi setelah ada seruan dari Presiden AS,
Woodrow Wilson mengenai hak untuk menetukan nasib bangsa sendiri. Tahun 1925 PI
semakin tegas memasuki kancah politik, yang juga didorong kebangkitan
nasionalisme di Asia-Afrika. Disamping itu, mengusahakan suatu pemerintahan
untuk Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia semata-mata,
dan hal yang demikian itu hanya bisa 22 dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri
tanpa mengharapkan bantuan siapapun dan pada prinsipnya menghindarkan
perpecahan demi tercapainya tujuan. Dengan pemikiran yang demikian tegas,
wajarlah apabila PI menjadi satu ancaman terhadap kredibilitas pemerintah Belanda
dalam menjalankan kolonialismenya di Indonesia.
Bagaimana?
Sudah lelah? Tentu belum ya, mari kita lanjutkan.
Sekarang
marilah kita membahas pergerakan Nasional antara tahun 1926-1939 dimulai dengan
Partai Nasional Indonesia (PNI).
6. Partai Nasional
Indonesia
Bermula
dari Mahasiswa Algemenee Studie Club di Bandung tahun 1926, Ir. Sukarno dkk
seperti Mr. Suaryo, Ali Sastroamijoyo, & Mr. Sartono bermaksud menggalang
perjuangan melalui organisasi yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia.
Sesudah
PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda akibat
pemberontakannya tahun 1926-1927, maka dirasakan perlunya wadah untuk
menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak mungkin lagi ditampung oleh
organisasi-organisasi politik yang ada pada waktu itu. Sejalan dengan hal
tersebut muncul organisasi kebangsaan dengan corak politik nasionalis murni
yaitu PNI yang didirikan tanggal 4 Juli 1927.
Dalam
Azasnya PNI berkeyakinan, bahwa syarat yang amat penting untuk perbaikan
kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah kemerdekaan nasional.
Oleh karena itu, maka semua kekuatan haruslah ditujukan ke arah kemerdekaan
nasional. Dengan kemerdekaan nasional rakyat akan dapat memperbaiki rumah
tangganya dengan tanpa gangguan.
PNI
ingin sekali melihat rakyat Indonesia bisa mencapai kemerdekaan politik untuk
mencapai pemerintahan nasional, mencapai hak untuk mengadakan Undang-undang
sendiri dan mengadakan aturan-aturan sendiri dalam mengadakan pemerintahan.
Kehadiran
PNI benar-benar jadi tantangan pemerintah Hindia Belanda karena organisasi ini
benar-benar menunjukkan perlawanannya. Dari azaz maupun tujuannya, terlihat
bahwa PNI merupakan organisasi politik yang ekstrim dan radikal yang tentu saja
berlawanan dengan keinginan pemerintah Belanda. Oleh karena itu berkali-kali
tokoh-tokohnya diperingatkan agar tidak melakukan kegiatan, terutama yang
berhubungan dengan massa, seperti rapat-rapat umum. Mengapa rapat umum
dilarang, karena biasanya rapat umum menarik ribuan massa untuk berkumpul.
Walaupun demikian, semangat pantang menyerah tokoh PNI tetap berkobar, bahkan
pada tanggal 17-18 Desember 1927, PNI berhasil memelopori terbentuknya
organisasi sosial politik se Indonesia dalam bentuk Permufakatan
perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia, (PPPKI).
Kegiatan-kegaitan yang dilakukan oleh tokoh PNI menyebabkan pemerintah Hindia
Belanda kehilangan kesabaran sehingga melakukan 23 penangkapan terhadap
tokoh-tokoh PNI, seperti Ir. Soekarno, Maskun, Supriadinata dan Gatot
Mangkupradja. Mereka kemudian diadili dan dimasukkan penjara suka miskin
Bandung. Nah demikianlah kira-kira gambaran pergerakan nasional Indonesia
melalui organisasi-organisasi, lalu bagaimana dengan pemuda?
Apakah
pemuda ikut berperan dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan? Tentu Anda masih
ingat beberapa organisasi pemuda yang didirikan pada saat kita membahas
organisasi Budi Utomo, bukan? Coba Anda sebutkan 3 diantaranya.
Organisasi
pemuda yang pertama berdiri adalah Trikoro Darmo yang kemudian berubah nama
menjadi Jong Java. Setelah munculnya Jong Java, berdiri organisasi pemuda yang
serupa dengan nama suku atau daerahnya masingmasing, seperti Jong Sumatranen
Bod, Jong Celebes, Jong ambon, dll. Semua organisasi kedaerahan ini punya
tujuan yang sama untuk memajukan Indonesia dan mencapai kemerdekaan. Para
pemuda tersebut secara langsung tidak berkiprah dalam gerakan yang bercorak
politik, namun lebih mengarah pada usaha untuk memajukan kebudayaan daerah
masing-masing.
Silakan
Anda amati gambar di bawah ini, Apa nama gedung ini sekarang?
Tentu
Anda tahu hasil dari Kongres Pemuda II ini, bukan?
Dalam
kongres tercapai suatu kesepakatan adanya satu nusa, satu bangsa dan satu
bahasa yang merupakan cermin persatuan dan kesatuan yang dikenal dengan sebutan
Sumpah Pemuda.
Pada
waktu Kongres Pemuda II berlangsung, dimunculkan suasana merah putih dengan
iringan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman.
Sumpah
Pemuda ini merupakan sebuah momentum yang sangat penting karena sejak saat itu
telah timbul suatu perasaan kebangsaan dan perjuangan untuk memperoleh
kemerdekaan semakin nyata. 24 Untuk lebih jelasnya berikut ini dicantumkan
hasil Kongres Pemuda Indonesia II yang disetujui pada tanggal 28 Oktober
1928.
Kongres
Pemuda II menghasilkan Sumpah Pemuda mendorong organisasi pergerakan nasional
yang bersifat politik untuk bersatu melawan pemerintah Hindia Belanda.
Dengan
keyakinan bahwa perjuangan yang dilakukan bersama akan lebih mudah untuk
mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia. Maka pada tanggal 17-18 Desember 1927
dibentuklah suatu permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI), yang dipelopori oleh Ir. Sukarno dari PNI. Perhimpunan ini
terdiri dari beberapa organisasi pergerakan nasional seperti PSII, BU, PNI,
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Kaum Betawi dan Kelompok Studi Indonesia.
PPPKI
diharapkan mampu mempersatukan dan menjadikan gerakan politik nasional berada
dalam satu koordinasi yang baik. Dalam perkembangan selanjutnya, PPPKI tidak
mampu mewujudkan cita-citanya, hal ini disebabkan adanya pertentangan antara
tokoh-tokoh partai yang tergabung di dalamnya.
Tekanan
dari pemerintah Hindia Belanda juga menjadi salah satu sebab semakin menurunnya
peran perhimpunan ini dalam pergerakan nasional Indonesia.
Upaya
untuk meraih kemerdekaan terus dilakukan, baik melalui perjuangan kooperatif
maupun non kooperatif. Coba Anda pikirkan mengapa hal ini terjadi?
Ya
benar, Belanda selalu menutup jalan dan melakukan penekanan terhadap gerakan
non kooperatif sementara terhadap gerakan yang kooperatifpun diwajibkan selalu
minta izin apabila akan mengadakan kegiatan.
Hal
tersebut membuat kesal para tokoh pergerakan, sehingga melalui Volksraad (dewan
rakyat), partai-partai yang tergabung dalam PPPKI mengeluarkan petisi tanggal
15 Juli 1936.
Petisi
yang dikenal sebagai Petisi Sutardjo itu ditanda tangani oleh Sutarjo, IJ.
Kasimo, Sam Ratulangi, Datuk tumenggung dan Kwo Kwat Tiong, berisi usulan
kepada pemerintah Belanda untuk membahas status politik Hindia Belanda 10 tahun
mendatang.
Coba
Anda pikirkan dan diskusikan apa reaksi Pemerintah Belanda terhadap petisi ini?
Benar, sudah dapat dipastikan bahwa Belanda menolak petisi tersebut.
Hal
ini tentu membuat para tokoh pergerakan kecewa. Gagalnya petisi Sutarjo
merupakan tantangan bagi para tokoh pergerakan nasional. Untuk mengatasi
kekecewaan tersebut di atas maka para tokoh pergerakan nasional mendirikan
organisasi baru, yaitu Gabungan Politik Indonesia (GAPI) pada tanggal 21 Mei
1939. Gapi merupakan gabungan dari Parindra (Partai Indonesia raya), Gerakan
Indonesia (Gerindo), Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia (PII), Partai
Katolik Indonesia, Pasundan dan (PSII) Partai Serikat Islam Indonesia.
Langkah
yang ditempuh GAPI adalah mengadakan Kongres Rakyat Indonesia (KRI). Adapun
tujuan dari kongres ini adalah “Indonesia Berparlemen” Anda tentu tahu
maksudnya bukan? Ya, GAPI menuntut agar rakyat Indonesia diberikan hak-hak
dalam urusan pemerintahannya sendiri.
Keputusan
penting lain setelah “Indonesia berparlemen adalah penetapan merah putih
sebagai bendera Indonesia, lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan dan
penggunaan bahasa Indonesia bagi seluruh rakyat di Hindia Belanda.
Lalu
bagaimana reaksi pemerintah Hindia Belanda?
Tuntutan
GAPI ditanggapi oleh pemerintah Belanda dengan Komisi Visman. Komisi ini bertujuan
untuk menyelidiki keinginan bangsa Indonesia.
Ternyata
komisi ini bekerja tidak jujur dan lebih memihak kepada Belanda. Pemerintah
Hindia Belanda” hanya berjanji akan memberikan status dominion kepada Indonesia
dikemudian hari”.
Nah,
demikianlah peranan organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia dalam
perjuangan memperoleh kemerdekaan. Apakah ada hal lain yang turut perperan
dalam perjuangan tersebut? Tentu pergerakan Nasional Indonesia tidak terlepas
dari peranan pers dan peranan wanita.
Pada
tahun 1909, E.F.E Douwes Dekker (Danudirja Setya budi) memberikan sebuah uraian
awal tentang pers di Indonesia, bahwa kedudukan pers berbahasa Melayu lebih
penting daripada pers Belanda. Karena dengan berbahasa Melayu simpati dari
kalangan pembaca pribumi lebih besar. Perkembangan pers bumiputera yang
berbahasa melayu menimbulkan pemikiran di kalangan pemerintah kolonial untuk
menerbitkan sendiri suratkabar berbahasa Melayu yang cukup besar dengan
sumber-sumber pemberitaan yang baik.
Menurut
Douwess Dekker secara kronologis suratkabar berbahasa Melayu yang tertua adalah
Bintang Soerabaja (1861) dengan pokok pemberitaan mengenai usaha menentang
pemerintah dan pengaruhnya terhadap orang-orang Cina di Jawa Timur. Kemudian
berikutnya adalah Pewarta Soerabaja (1902) dengan pembacanya terbanyak dari
masyarakat Cina. Salah satu surat kabar yang terpenting adalah Kabar Perniagaan
(1902), ada pula mingguan oposisi Ho-Po.
Pelopor
Pers Nasional adalah Medan Prijaji yang dipimpin oleh R.M. Tirtoadisuryo,
terbit tahun 1907 sebagai mingguan, dan sejak 1910 menjadi surat kabar harian.
Sementara surat kabar yang membawa suara pemerintah dalam bahasa melayu adalah
Pancaran Warta (1901) dan Bentara Hindia (1901).
Peranan
Pers dalam usaha membantu menumbuhkembangkan kesadaran nasional cukup besar
artinya bagi langkah perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan. Ada
keterkaitan yang erat antara pers nasional dengan pergerakanpergerakan
kebangsaan sebagai penerus ide-ide nasionalisme.
Sejalan
dengan pergerakan pemuda dalam pergerakan nasional, timbul pula pergerakan yang
dipelopori oleh kaum wanita. Pelopor gerakan kaum wanita adalah RA Kartini yang
menyerukan agar wanita Indonesia diberi pendidikan karena wanita juga memikul
tugas suci. Pendidikan untuk wanita Indonesia adalah untuk mengangkat derajat
sosialnya karena selama ini wanita dianggap rendah oleh bangsa Indonesia.
Setelah
sebagian wanita Indonesia mendapatkan pendidikan barat dan bergaul dengan
tokoh-tokoh emansipasi Barat bermunculanlah perkumpulan atau organisasi wanita,
diantaranya Putri Mardika, kemudian sekolah Kautamaan Istri yang didirikan oleh
Raden Dewi Sartika di Bandung pada tahun 1904. Selanjutnya pada tahun 1920
muncul perkumpulan wanita yang bergerak di bidang sosial dan kemasyarakatan,
seperti De Gorontalo Mohammedaanshe Vrowen Vereeniging di Minahasa dan wanito
Utomo di Yogyakarta.
Dalam
perkembangan selanjutnya, wanita mulai mendirikan perkumpulan sendiri untuk
memperjuangkan cita-citanya. Organisasi yang terkenal antara lain Perserikatan
Perempuan Indonesia, Istri Sedar, dan Istri Indonesia. Organisasiorganisasi ini
kemudian mengadakan kongres perempuan Indonesia yang menanamkan semangat
kebangsaan.
No comments:
Post a Comment